Dirut PT SGN Diminta Segera Copot Holdinar Aritonang dan Kepala Teknik

topmetro.news – Musim Penggilingan Tebu 2024 yang saat ini dijadikan 1 Pintu produksi penggilingan tebu di Sumatera Utara dipusatkan di Pabrik Gula Kwala Madu (PGKM),

di Tandam Jln Jendral Sudirman Kelurahan Kwala Bingei Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat, ternyata tidak semulus yang diharapkan.

Berdasarkan pengamatan Topmetro, untuk musim giling tebu 2024 mesin PGKM telah mengalami kerusakan mesin boiler penggilingan di stasiun mild sebanyak 2 kali.

Yakni kerusakan pertama di bulan Januari saat beberapa hari usai berlangsungnya pesta syukuran giling perdana awal tahun 2024 dan kerusakan mesin boiler penggiling kedua terjadi di sekitar tanggal 23-24 Februari 2024.

Akibat kerusakan mesin boiler penggilingan tebu tersebut, ratusan truk pengangkut tebu hasil panen dari beberapa perkebunan tebu di bawah naungan PTPN II mengantri yakni hasil panen Perkebunan Kwala Bingei, Perkebunan Tandam Hilir, Buluh Cina, Helvetia dan Sei Semayang mengalami kerugian yang signifikan.

Sejumlah Manager Perkebunan Tebu milik plat merah tersebut mengeluhkan biaya produksi yang dikeluarkan mulai dari pembayaran buruh harian lepas dan pembayaran sewa truk/supir pengangkutan serta merusak mutu hasil panen tebu karena terlalu lama terjemur.

Terhentinya produksi penggilingan tebu tersebut sempat meresahkan para buruh pekerja lepas di perkebunan tebu karena tidak adanya truk pengangkut akibat terlalu lama mengantri di kawasan PGKM.

Bukan itu saja, pihak PTPN II dan PT.Sinergi Gula Nusantara (SGN) yang saat ini menaungi Pabrik Gula se-Indonesia, juga mengalami kerugian biaya perawatan sekitar ratusan juta rupiah akibat kerusakan mesin boiler penggilingan.

Hal ini disebabkan dampak tidak terjaminnya perawatan mesin penggilingan yang dipercayakan kepada Kepala Tekhnisi PGKM.

Ironis, ditengah harapan memaksimalkan target produksi gula hasil penggilingan tebu awal 2024, menjadi ternoda.

Sementara itu Plt General Manager PGKM yang sebelumnya menjabat sebagai manager Pabrik Gula Sei Semayang Holdinar Aritonang, lebih memilih bungkam saat dikonfirmasi awak media termasuk Topmetro terkait berulangnya kerusakan mesin boiler penggilingan tebu PGKM.

Berulang kali coba dikonfirmasi baik melalui telp dan chat WhatsApp, Aritonang tidak pernah menggubris.

Terpisah, Dirut PT SGN Aris Thorisman diminta segera mencopot General Manager PGKM (Pabrik Gula Kuala Madu) Holdinar Aritonang dan kepala tehnik oprasional dari jabatannya.

Karena diduga kedua pejabat di PGKM tersebut dinilai tidak becus bekerja karena mesin boiler penggilingan di stasiun mild sempat mengalami kerusakan berulang hingga lebih dari 24 jam.

Holdinar Aritonang yang juga menjabat sebagai General Manager Sei semayang kini juga merangkap General Manager PGKM Kuala Madu, karena General Manager Jonri ST sedang sakit maka Aritonang sebagai pengantinya untuk sementara.

Menurut sumber yang minta namanya dirahasiakan tidak beroperasinya PG Sei Semayang, bukan dikarenakan lahan tebu dan hasil panen dari beberapa perkebunan tidak mencukupi.

Namun, kondisi mesin PG Sei Semayang juga mengalami kerusakan parah.

Selain itu, beberapa supir yang jadi sumber Topmetro di lokasi pabrik menjelaskan bahwa kerusakan mesin kedua kali karena mesin bagian boiler pecah sejak hari Rabu (21/2/2024) sore sampai Jumat (23/2/2024) siang, pabrik tersebut baru mulai kembali beroperasi.

Kendati keesokan harinya, Sabtu (24/2/2024) mesin giling PKGM sempat rusak kembali.

Reporter : Rudy Hartono

Related posts

Leave a Comment